Profil
Babad Alas Waton Trabas tanpo Asas
Langit pun cemas, tanah mulai meremas, dan laut menahan napas, lalu apakah esok Merapi akan memanas ? Melihat kaum jelata selalu ditindas juga para petani yang menangis karena sawahnya habis di negeri agraris.
Mari kita simak saja dialektika alam raya, dengan gaharnya dapat membinasakan semua tanpa membeda-beda.
ISTIMEWA
Karena sebuah penindasan kau melawan
Apa yang kau perbuat jika berada sebagai sang penindas itu ?
Karena kekuasaan juga kekayaan kau menindas sambil melenggang
Apa yang kau perbuat jika berada sebagai yang ditindas itu ?
ISTIMEWA !
23:10, 12-7-17. Sleman, Yogyakarta
#prayforkemanusiaan
#pedulikemanusiaan
#savekemanusiaan
#efekopitem
Diam Jawaban
Suatu ketika nanti diam akan memberi jawaban
Angin tak lagi mampu meniup nyala lilin
Menjalar sudah terlanjur kuat tanpa koyah berkobar
Air tak lagi sanggup lalui lumpur mengalir
Sleman, 28 September 2017. (01:41)
#efekopitem #selowh
Alam Bernyanyi
Desir air sungai mengalir
Gemuruh daun mengepak bersahutan
Merdu "cuit" celoteh burung beriring "krik" kicauan jangkrik
Kurang jelaskah kode sang alam untuk mengajakmu berdialektika ?
Seloprojo, 30 September 2017
#efekopitem #selowh
Janji Rindu
Dalam kesendirianku dikeramaian
Suara mereka bagai suaramu
Tawa mereka bagai tawamu
Namun senyum mereka, tidak seperti senyummu
Begitu lantang bayangmu terngiang dalam pikiran janganlah menghilang
Inginku syahdu melebur rindu tunggu, aku akan menemuimu
Djeladjah. Rabu 23 : 13, 16-08-17
Selamat malam Malam
Di malam yang gelap
Kau malam yang cerah
Di malam yang dingin
Kau malam yang hangat
Di malam yang mendung
Kau malam yang punya beribu bintang, juga terang bulan
Kau Malam yang berbeda dari malam kebanyakan insan
Aku selalu bisa menitip rindu pada malam untuk kota-kota yang pernah ku sambang
Dan mereka menerima penuh suka ada juga duka
Namun, kali ini apakah aku bisa menitip rindu pada malam untukmu Malam ?
Kalaupun bisa, apa Kau menerimanya ? Dengan suka ? Atau duka ?
Okelah, coba rasakan bersama bantal dan selimut yang menunggumu di ruang itu penuh rindu.
20 06 2017
Jalan Raya.
Harap pada Malam
Kala Pagi,
Aku terbangun teringat malam
Lalu meresapi kembali rasanya
Bersama kopi dan mentari
Waktu Siang,
Aku terngiang akan keriuhan
Sejenak berhenti dari kesibukan, lalu
Berharap malam kunjung datang
Sore hari,
Hanyalah persuasi belaka tentang senja
Letih lunglai meluluhlantakan keindahannya
Duduk tersipu bersama keringat teriknya
Malam datang,
Alhamdulillah aku ucapkan pada-Nya
Tak hanya retorika yang kulakukan, namun
Inilah saat terakhir dalam hari
Inilah saat tepat untuk beristirahat
Inilah saat tepat bercumbu dengan rindu
Inilah saat tepat berdialektika dengan-Nya
Dan, inilah waktu ternyaman bagiku
Entah bagaimana bagi orang lain
...
21-06-17
Sleman.
Keangkuhan
Aku adalah patung kelam
Berdiri tegak di tanah lapang
Tak peduli siapa yang memandang
Sekalipun tangan pengukir menerkam
#efekopitem
Sandaran
Kubiarkan kau berlabuh pada kebahagiaan
Namun, aku yang tenggelam dalam kesengsaraan
- Sumoroto
Khayalan Kopi
Segelas kopi menjelajah malam
Berdialektika mesra dengan bintang
Bercumbu canda bersama bintang
Angin berhembus kopi didinginkan
Tersadar, semua hanyalah khayalan.
#efekopitem
(3)Tiga dan (5)Lima
Kau tancapkan dengan sekuat tenaga pancang kebenaran
Namun itu justru merenggut kerukunan dan kedamaian
Menjadikan banyak dari mereka hidup dalam kedaifan
Lalu saling mengerutak selayak binatang rimba, Tuan
Dan kau ongkang kaki juga cuci tangan
Itukah yang kau sebut-sebut sebuah keadilan ?
Tengoklah ke belakang, kau dikejar oleh kenistaan
Lihatlah ke depan, kau dihadang oleh perlawanan
Yang seketika siap menerjang apapun keadaanmu, Tuan.
Kamis, 01-06-2017. 06:01 - Garasi Efekopitem
Atau ? Apa ?
Para tikus kantor dengan kendaraan bermotor
Tertawa pada kaum resah berpakaian murah
Mereka saling riang menertawakan keadaan
Tanpa sadar,
Perempuannya menjadi korban kekuasaan modal
Sang buah hati yang terbanggakan, entah kelak akan menjadi,
Selanjutnya korban, memberontak dan melawan demi kesejahteraan,
Atau...
Keputusan-Mu
Kasak-kusuk membaur lusuh
Tak mungkin aku acuh
Merangsak rusuk terbentur rapuh
Tak mungkin aku keluh
Dari-Mu yang terbaik untukku, takkan pernah aku basuh
Melekat erat utuh.
#efekopitem #selowh
Rapatkan Barisan
Kebebasan masih membungkus ketidak-adilan
Melawan pasti akan dibubarkan
Secara perlahan mereka lakukan
Kebebasan yang melakukan pembiasan
Menolak pasti akan dibinasakan
Lagi-lagi,
Secara perlahan mereka lakukan
Bagai belati di dapur bunda
Kemiskinan menjadi gagangnya
Keyakinan menjadi batangnya
Hukuman menjadi ujungnya
Dan,
Para cukonglah tangannya
Rapatkan barisan...
Nagreg - 01:35. Kamis, 11-05-2017.
Tuntaskan Remang-remang
Remang remang dalam kegelapan
Dulu kaum hijau berjalan
Karena perintah dari atasan
Suara dibungkam takut perlawanan
Remang remang dalam kegelapan
Sekarang kaum cokelat berlarian
Entah siapa dalang pewayangan
Kata yang mengakar tersimpan
Tumbuh dalam suatu pergerakan:tuntaskan.
Sleman - Rabu, 10-05-2017.
Kutitipkan
Kubisikkan pada gemerlap lampu
Yang tak mampu kukatakan
Kuteteskan pada keras aspal
Yang tak mampu kucurahkan
Padamu...
Jl. Malioboro. 01:11 27-04-17
#efekopitem #opowaeoke #selowh
Digital Melahap Buku
- Sekarang udah jaman digital kalik.
- Gampang, di internet juga ada.
- Tenang, tanya mbah gugel pasti tau.
- Coba ke link ....com.net.dll pasti ada.
- Dll.
Saat itu, pikiranku memikirkan pikiranku yang hanya bisa berpikir step, step, dan step, next, next, dan next. Selalu berlanjut mengikuti langkah, mengikuti perkembangan teknologi, namun tidak ikut berkembang. Karena selalu ditinggal oleh teknologi itu yang selalu ku kejar.
Hari ini dapat, tugas selesai, sebulan kemudian dicari lagi, hilang. Mata juga mengeluh, karena radiasinya.
Tersadar, ternyata dipermainkan olehnya. Dituntut olehnya, up ini, up itu, beli ini, beli itu, langganan ini, langganan itu, dll. Bukan lagi aku yang memanfaatkannya, terbalik sudah.
Hai ! Apa kabar bukumu ? Tertata rapi kah ? Dan penuh debu ? Atau, numpuk sekarung, dan telah ditukarkan selembar kertas biru ? Sungguh, bahagia teknologimu.
#kakeangopitem #opowaeoke #selowh
Sragen Malam Hari Menggali Rindu Di Hati
Dedaunan diam tak berdaya
Sepoi angin hening tak terasa
Gemuruh aspal menggetar
Kala kendaraan besar menyampar
Secara perlahan membawa ingatan
Berjalan mundur menuju masa yang telah hilang
Pedagang malam sibuk adanya pelanggan
Termasuk diri ini yang sedang dilanda lapar
Diiringi hentakan gendang, lantunan senar gitar, dan teriakan merdu para personilnya
Dengan lagu yang menusuk jiwa
Suaranya yang menjerit penuh asa
Membuat suasana dalam gelap ini semakin memanggil rasa
Sesekali hening melanda
Tanpa adanya kendaraan
Jeda para musik jalanan
Khusuknya pedagang mengulas gelas dan piringnya
Namun, diri ini semakin menggila akan ingatannya
Sakit, sesal, kesal, dan bahagia juga yang lainnya
Semua terasa sangat nikmatnya.
Sragen, 31 Senin 2016 Oktober.
Monolog Sragen
Oktober, 27, Kamis, 2016.
Selamat pagi kenangan manis,
Gimana kabarmu sekarang ? Masihkah kamu mengingat sosok manusia yang menjalanimu kala itu ?
Yah, walau berujung sadis, namun hari kamis ini ku mengingatmu sebagai kenangan manis,
Kenangan yang selalu terkenang daripada kenangan lainnya.
Itu alasannya mengapa kupilih susu coklat untuk menemani dipagi ini.
Apa kau masih mengingat dia ? Mereka ? Dan yang lainnya ?
Atau, hanya aku saja ?
Aku sangat ingin tau, keadaan, kondisi, emm, semua kabar dari dia dan mereka juga yg lainnya.
Aku ingin mereka juga mengingatku, jangan hanya kamu saja kenangan, yang mengingatku.
Iya, aku tahu, sekarang sudah berubah tak seperti dulu yang berjalan indah penuh dengan kasih dan sayang.
Iya, iya, aku juga tau itu. Kesalahan yg ada memang berawal dariku.
Tapi, apakah tak ada maaf ? Tak ada toleransi ? Tak ada waktu lagi ? Untuk diri ini.
Kenapa ? Ada rahasia kah ? Seperti konspirasi ?
Ahh, okelah.
Mungkin tak ada org yang berani menyelami nalarnya sendiri untuk berdialog dengan jiwanya.
Sudahlah, tak apa, aku sudah rela akanmu kenangan, keadaanku saat ini sudah lebih baik dari saatmu.
Tak apa, kamu sesekali datang menjengukku. Seperti batu yg sesekali membuat kaki ini tersandung dalam kesepian alam bersama gemuruh angin yang membelai ranting juga dedaunan.
Kuharap, dia, mereka, dan yg lainnya, juga sudah membaik saat ini.
Sebentar, aroma susu coklat ini mengajakku bercumbu.
Ha ? Oke. Silahkan pergi kenangan, jumpai para pensiunan, datanglah lagi dilain waktu dan kesempatan.
Jangan lupa untuk sampaikan salam. Aku akan baik-baik saja bersama waktu, waktu yg menuntunku, menuntun bersama rasa syukur kepada-Nya.
Tangis Sunyi 04:20
Sepasang telinga tidak dapat mendengar,
Perlahan tidur namun terjaga bagai kelelawar,
Memimpikan segala hal yang telah nyata kelar,
Air yang tidak dapat terlihat pun keluar,
Dan jeritan demi jeritan tiada yang mendengar.
Sragen, 04:20. 27-02-17.
#kakeangopitem #selowh
Abu-abu
Warna alam yang tenang, serius, netral, misterius, kekal.
Rasa bukan pengadilan, yang butuh pembuktian,
Sediakan jalan untuknya berjalan, kemana saja yang dia inginkan,
Saat ketenangan menggiring keseriusan menjadi kekekalan,
Itulah yang dia jadikan tujuan, bukan sekedar persinggahan.
Sragen. 27-02-17.
#efekopitem #selowh
Kowe Kudu Ikhlas
Aku yo mung ngomong karo wonge, kudu ikhlas, yen wis jatahe arep disanding utowo sesandingan karo wong liyane sing dadi kekarepane.
Saiki tak omongne kowe,
Kabeh iso dadi crito, crito lucu sing ngguyokake awake dewe, mesam-mesem pas eling karo kejadiane,
Wis ora ono roso dendam, gething, gethun, bahkan lara atine,
Kuwi mau brarti wis ikhlas sak kabehane,
Mergo bakale tetep ono gantine, sing uadoh luwih uapik seko sak durunge.
Koyok iki mau, jaman semono aku ngrasakne kelakuane anak-anakku, yo mumet sirah sak dengkulku, tapi saiki dadi crito lucu, buktine awake dewe ngakak ngguya-ngguyu.
Ceritane kancilen karo simbah, terus jagongan sing ora kanggo, ternyata ono wejangan neng njero.
#kakeangopitem #opowaeoke #selowh
Sragen. 01:27, 26-02-2017.
Layaknya, dua kapal yang bertemu di tengah samudera dalam perjalanan pulangnya ketika malam hari,
Dan saat pagi tiba, keduanya kembali ke pelabuhan masing-masing.
#durungopitem #opowaeoke #selowh