Monolog Sragen
Oktober, 27, Kamis, 2016.
Selamat pagi kenangan manis,
Gimana kabarmu sekarang ? Masihkah kamu mengingat sosok manusia yang menjalanimu kala itu ?
Yah, walau berujung sadis, namun hari kamis ini ku mengingatmu sebagai kenangan manis,
Kenangan yang selalu terkenang daripada kenangan lainnya.
Itu alasannya mengapa kupilih susu coklat untuk menemani dipagi ini.
Apa kau masih mengingat dia ? Mereka ? Dan yang lainnya ?
Atau, hanya aku saja ?
Aku sangat ingin tau, keadaan, kondisi, emm, semua kabar dari dia dan mereka juga yg lainnya.
Aku ingin mereka juga mengingatku, jangan hanya kamu saja kenangan, yang mengingatku.
Iya, aku tahu, sekarang sudah berubah tak seperti dulu yang berjalan indah penuh dengan kasih dan sayang.
Iya, iya, aku juga tau itu. Kesalahan yg ada memang berawal dariku.
Tapi, apakah tak ada maaf ? Tak ada toleransi ? Tak ada waktu lagi ? Untuk diri ini.
Kenapa ? Ada rahasia kah ? Seperti konspirasi ?
Ahh, okelah.
Mungkin tak ada org yang berani menyelami nalarnya sendiri untuk berdialog dengan jiwanya.
Sudahlah, tak apa, aku sudah rela akanmu kenangan, keadaanku saat ini sudah lebih baik dari saatmu.
Tak apa, kamu sesekali datang menjengukku. Seperti batu yg sesekali membuat kaki ini tersandung dalam kesepian alam bersama gemuruh angin yang membelai ranting juga dedaunan.
Kuharap, dia, mereka, dan yg lainnya, juga sudah membaik saat ini.
Sebentar, aroma susu coklat ini mengajakku bercumbu.
Ha ? Oke. Silahkan pergi kenangan, jumpai para pensiunan, datanglah lagi dilain waktu dan kesempatan.
Jangan lupa untuk sampaikan salam. Aku akan baik-baik saja bersama waktu, waktu yg menuntunku, menuntun bersama rasa syukur kepada-Nya.
0 komentar:
Posting Komentar