Profil

Lemari

Ketika harta menduduki kasta tertinggi dalam gaya hidup sehari-hari, lahirlah gengsi.

Digital Melahap Buku


- Sekarang udah jaman digital kalik.
- Gampang, di internet juga ada.
- Tenang, tanya mbah gugel pasti tau.
- Coba ke link ....com.net.dll pasti ada.
- Dll.

Saat itu, pikiranku memikirkan pikiranku yang hanya bisa berpikir step, step, dan step, next, next, dan next. Selalu berlanjut mengikuti langkah, mengikuti perkembangan teknologi, namun tidak ikut berkembang. Karena selalu ditinggal oleh teknologi itu yang selalu ku kejar.

Hari ini dapat, tugas selesai, sebulan kemudian dicari lagi, hilang. Mata juga mengeluh, karena radiasinya.

Tersadar, ternyata dipermainkan olehnya. Dituntut olehnya, up ini, up itu, beli ini, beli itu, langganan ini, langganan itu, dll. Bukan lagi aku yang memanfaatkannya, terbalik sudah.

Hai ! Apa kabar bukumu ? Tertata rapi kah ? Dan penuh debu ? Atau, numpuk sekarung, dan telah ditukarkan selembar kertas biru ? Sungguh, bahagia teknologimu.

#kakeangopitem #opowaeoke #selowh

Sragen Malam Hari Menggali Rindu Di Hati



Dedaunan diam tak berdaya
Sepoi angin hening tak terasa
Gemuruh aspal menggetar
Kala kendaraan besar menyampar

Secara perlahan membawa ingatan
Berjalan mundur menuju masa yang telah hilang

Pedagang malam sibuk adanya pelanggan
Termasuk diri ini yang sedang dilanda lapar
Diiringi hentakan gendang, lantunan senar gitar, dan teriakan merdu para personilnya
Dengan lagu yang menusuk jiwa
Suaranya yang menjerit penuh asa
Membuat suasana dalam gelap ini semakin memanggil rasa

Sesekali hening melanda
Tanpa adanya kendaraan
Jeda para musik jalanan
Khusuknya pedagang mengulas gelas dan piringnya
Namun, diri ini semakin menggila akan ingatannya

Sakit, sesal, kesal, dan bahagia juga yang lainnya
Semua terasa sangat nikmatnya.

Sragen, 31 Senin 2016 Oktober.

Monolog Sragen


Oktober, 27, Kamis, 2016.

Selamat pagi kenangan manis,
Gimana kabarmu sekarang ? Masihkah kamu mengingat sosok manusia yang menjalanimu kala itu ?
Yah, walau berujung sadis, namun hari kamis ini ku mengingatmu sebagai kenangan manis,
Kenangan yang selalu terkenang daripada kenangan lainnya.

Itu alasannya mengapa kupilih susu coklat untuk menemani dipagi ini.
Apa kau masih mengingat dia ? Mereka ? Dan yang lainnya ?
Atau, hanya aku saja ?

Aku sangat ingin tau, keadaan, kondisi, emm, semua kabar dari dia dan mereka juga yg lainnya.
Aku ingin mereka juga mengingatku, jangan hanya kamu saja kenangan, yang mengingatku.

Iya, aku tahu, sekarang sudah berubah tak seperti dulu yang berjalan indah penuh dengan kasih dan sayang.
Iya, iya, aku juga tau itu. Kesalahan yg ada memang berawal dariku.
Tapi, apakah tak ada maaf ? Tak ada toleransi ? Tak ada waktu lagi ? Untuk diri ini.
Kenapa ? Ada rahasia kah ? Seperti konspirasi ?
Ahh, okelah.

Mungkin tak ada org yang berani menyelami nalarnya sendiri untuk berdialog dengan jiwanya.

Sudahlah, tak apa, aku sudah rela akanmu kenangan, keadaanku saat ini sudah lebih baik dari saatmu.
Tak apa, kamu sesekali datang menjengukku. Seperti batu yg sesekali membuat kaki ini tersandung dalam kesepian alam bersama gemuruh angin yang membelai ranting juga dedaunan.

Kuharap, dia, mereka, dan yg lainnya, juga sudah membaik saat ini.
Sebentar, aroma susu coklat ini mengajakku bercumbu.
Ha ? Oke. Silahkan pergi kenangan, jumpai para pensiunan, datanglah lagi dilain waktu dan kesempatan.
Jangan lupa untuk sampaikan salam. Aku akan baik-baik saja bersama waktu, waktu yg menuntunku, menuntun bersama rasa syukur kepada-Nya.